Definisi Tasawuf
Tasawuf pada umumnya bermakna menempuh kehidupan zuhud, menghindari gemerlap kehidupan duniawi, dan rela hidup dalam keprihatinan. Tasawuf adalah aspek esoteris yang menekankan unsur batin yang sangat tergantung pada pengalaman spiritual (rohani) masing-masing pelaku individu, sehingga wajar jika persepsi tentang tasawuf yang muncul dikalangan para sufi seringkali ditemukan adanya perbedaan-perbedaan.
Adapun lahirnya ilmu tasawuf didorong atau disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Reaksi atas kecenderungan hidup hedonis yang mengumbar syahwat, serta cenderung mementingkan nilai- nilai kebendaan,
2. Perkembangan teologi yang cenderung mengedepankan rasio yang kering dari aspek moral-spiritual,
3.Katalisator yang sejuk dari realitas umat yang secara politis maupun teologis didominasi oleh nalar kekerasan, penipuan, dan mempertaruhkan nyawa.
Pengertian Tasawuf Secara Bahasa
Secara etimologi tasawuf dapat dilihat dari beberapa macam pengertian, pertama tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan (ahlu suffah) yang berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah SAW. yang hidupnya berdiam di serambi-serambi masjid, mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kedua, tasawuf berasal dari kata (shafa) yang merupakan fi’il mabni majhul yang menjadi isim mulhaq dengan ya’ nisbah, yang memiliki arti nama bagi orang-orang yang “bersih” atau “suci”. Maksudnya adalah orang-orang menyucikan dirinya dihadapan Tuhan-Nya. Ketiga, tasawuf berasal dari kata (shaf). Makna shaf dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika shalat selalu berada di saf paling depan. Keempat, istilah tasawuf dinisbahkan kepada orang-orang dari bani shuffah. Kelima, tasawuf berasal dari bahasa Yunani yaitu (saufi). Istilah ini disamakan maknanya dengan kata hikmah yang berarti kebijaksanaan. Orang yang berpendapat seperti ini adalah Mirkas, yang kemudian diikuti oleh Jurji Zaidan dalam kitabnya Adab Al-Lughah Al-‘Arabiyyah. Jurji Zaidan menyebutkan bahwa para filusuf Yunani dahulu telah menegaskan pemikiran atau kata-katanya yang dituliskan dalam buku filsafat yang penuh mengandung kebijaksanaan. Pendapat ini didukung juga oleh Nouldik, yang mengatakan bahwa dalam penerjemahan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab terjadi proses asimilasi. Misalnya, orang Arab mentransliterasikan huruf sin menjadi shad, seperti dalam tasawuf saufa menjadi tashawuf. Keenam, tasawuf berasal dari kata (shaufanah), yaitu sebangsa buah-buahan kecil yang berbulu dan banyak tumbuh di padang pasir di tanah Arab. Ketujuh, tasawuf berasal dari kata (shuf) yang berarti bulu domba atau wol.
Dari istilah-istilah tersebut, yang mendekati kata tasawuf adalah kata shuf. Barmawie Umarie menegaskan bahwa tasawuf dapat berkonotasi makna dengan tashawwafa ar-rajulu, artinya seorang laki-laki itu dari kehidupan biasa pada kehidupan sufi.
Pengertian Tasawuf Secara Istilah
Pengertian tasawuf secara istilah, telah banyak diformulasikan oleh para ahli yang satu sama lain berbeda sesuai dengan selera masing.
Menurut Imam Junaidi al-Baghdadi, tasawuf adalah keluar dari perangai yang tercela dan masuk kepada budi perangai yang terpuji.
Menurut Al-Jurairi, tasawuf adalah memasuki ke dalam segala hal budi (akhlak) yang bersifat sunni, dan keluar dari budi pekerti yang rendah
Menurut Abdillah ibn Hafif, tasawuf adalah sabar dalam menerima ketentuan Allah, dan ridha terhadap apa yang diberikan, serta berpegang teguh pada kefakiran dan kesanggupan berkorban.
Menurut Ali Al-Qassab, tasawuf adalah akhlak mulia, yang timbul pada masa yang mulia dari seorang yang mulia di tengah-tengah kaumnya yang mulia.
Menurut seorang sufi modern, K.H. Ahmad Siddiq, tasawuf adalah pengetahuan tentang semua bentuk tingkah laku jiwa manusia, baik yang terpuji maupun tercela, kemudian bagaimana membersihkannya dari yang tercela itu dan menghiasinya dengan yang terpuji.
Dari beberapa definisi tasawuf diatas, dapat dikatakan bahwa tasawuf merupakan suatu upaya pendekatan diri pada Allah Swt. Melalui kesadaran murni dengan memengaruhi jiwa secara benar untuk melakukan berbagai latihan-latihan (riyadhah), baik secara fisik maupun mental, dan dengan melakukan berbagai ibadah sehingga aspek uluhiyah dan ruhaniyah dapat mengungguli aspek duniawiyah dan jasadiyah. Jadi disini, tasawuf bukanlah perpindahan dari alam fisik (kebendaan) ke alam ruhani, yang mempunyai implikasi bahwa sufi akan meninggalkan materi. Tasawuf merupakan suatu ijtihad dan jihad (upaya sungguh) untuh mengeliminasi dominasi dalam kehidupan. Artinya, materi masih tetap dibutuhkan sebagai sarana mencapai tujuan hidup, mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Hukum mempelajari tasawuf adalah fardlu ‘ain bagi setiap mukallaf. Sebab apabila mempelajari semua ilmu yang dapat memperbaiki dan memperbagus lahiriyah menjadi wajib. Karena fungsi tasawuf adalah untuk mensucikan batin agar dalam bermusyahadah dengan Allah semakin kuat, maka kedudukan ilmu tasawuf diantara ajaran islam merupakan induk dari semua ilmu.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ajaran inti dari tasawuf adalah mengajarkan dan mengajak semua umat tentang bagaimana seharusnya menemukan sikap mental (ruhaniah) manusia dan mengangkatnya dari derajat yang paling rendah (asfala safilin) yang condong diperbudak oleh kehendak hawa nafsu biologisnya, menuju kearah yang lebih tinggi, yaitu ke arah kesucian ruhani untuk mendapatkan ridha Allah Swt. Sehingga mendapatkan derajat tertinggi dihadapan Allah, yaitu ahsan taqwim.
Referensi
Prof. Dr. Rosihan Anwar, M.Ag., 2010, Akhlak Tasawuf, Pustaka Setia
Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., 2014, Pengantar Belajar Tasawuf, Ar-ruzz Media, Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar